Keindahan busana pengantin Adat Sunda, dari Sukapura hingga Siger

fashion Aug 28, 2024

Busana pengantin Adat Sunda telah lama menjadi bagian penting dalam upacara pernikahan tradisional di Jawa Barat. Dari desa Sukapura hingga motif Siger, keindahan busana pengantin Adat Sunda selalu memikat hati siapa pun yang melihatnya.

Di desa Sukapura, terdapat busana pengantin yang sangat khas dengan warna merah yang dominan. Busana ini biasanya terbuat dari kain sutra dengan hiasan payet dan sulaman emas yang mempercantik penampilan pengantin. Selain itu, busana ini juga dilengkapi dengan aksesoris berupa sanggul tradisional yang memberikan sentuhan elegan pada pengantin perempuan.

Selain desa Sukapura, motif Siger juga menjadi ikon busana pengantin Adat Sunda yang sangat populer. Motif Siger adalah hiasan berbentuk tumpal yang melambangkan keindahan dan keharmonisan dalam pernikahan. Busana pengantin dengan motif Siger biasanya terbuat dari kain songket yang memiliki corak khas dan warna yang mencolok, seperti emas dan merah.

Tak hanya busana pengantin perempuan, busana pengantin laki-laki dalam Adat Sunda juga sangat memesona. Pria biasanya mengenakan kemeja putih dengan kain sarung atau celana panjang kain songket yang serasi dengan busana pengantin perempuan. Aksesoris seperti songket, keris, dan peci juga sering digunakan untuk melengkapi penampilan pengantin laki-laki.

Keindahan busana pengantin Adat Sunda tidak hanya terletak pada rancangannya yang indah, tetapi juga pada makna dan filosofi dari setiap motif dan warna yang digunakan. Setiap detail busana pengantin Adat Sunda memiliki arti dan simbol yang mendalam, sehingga menambah kekayaan budaya dan tradisi dalam upacara pernikahan.

Dengan keindahan dan keunikan busana pengantin Adat Sunda, tak heran jika banyak pasangan yang memilih untuk mengenakan busana tradisional ini dalam pernikahan mereka. Busana pengantin Adat Sunda tidak hanya menjadi simbol kebersamaan antara pengantin, tetapi juga menjadi warisan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan untuk generasi selanjutnya.