Konsumsi ganja berpotensi gandakan risiko episode psikotik pada remaja

bugar May 15, 2024

Konsumsi ganja atau marijuana merupakan hal yang sering kali dianggap remeh oleh beberapa kalangan masyarakat. Namun, sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa konsumsi ganja pada remaja dapat meningkatkan risiko terjadinya episode psikotik.

Penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di Universitas Montreal, Kanada, menemukan bahwa remaja yang mengonsumsi ganja memiliki risiko dua kali lipat mengalami episode psikotik dibandingkan dengan remaja yang tidak mengonsumsinya. Episode psikotik sendiri merupakan kondisi mental yang ditandai dengan hilangnya kontak dengan kenyataan, halusinasi, dan delusi.

Ganja mengandung zat aktif yang disebut sebagai tetrahydrocannabinol (THC) yang memiliki efek psikoaktif pada otak. Ketika THC masuk ke dalam otak, zat ini dapat mengganggu fungsi neurotransmitter dan mengubah pola aktivitas otak, yang pada akhirnya dapat menyebabkan gangguan mental seperti episode psikotik.

Studi ini juga menemukan bahwa semakin tinggi dosis THC yang dikonsumsi, semakin besar pula risiko terjadinya episode psikotik. Oleh karena itu, penting bagi remaja untuk menyadari bahaya konsumsi ganja dan untuk menghindari penggunaannya.

Selain risiko episode psikotik, konsumsi ganja pada remaja juga dapat berdampak buruk pada perkembangan otak, kinerja kognitif, dan kesehatan mental secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting bagi orangtua, pendidik, dan masyarakat untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bahaya konsumsi ganja pada remaja.

Dengan demikian, diharapkan remaja dapat membuat keputusan yang lebih bijak dan memilih untuk tidak mengonsumsi ganja demi menjaga kesehatan mental dan fisik mereka. Selain itu, pemerintah juga perlu meningkatkan upaya dalam menyosialisasikan bahaya konsumsi ganja serta memberikan layanan rehabilitasi bagi remaja yang telah terlanjur mengonsumsinya. Semoga dengan langkah-langkah ini, dapat mengurangi kasus episode psikotik akibat konsumsi ganja pada remaja di Indonesia.