Paparan cahaya terang di malam hari dapat meningkatkan risiko terkena diabetes, demikian menurut sebuah penelitian terbaru. Penelitian ini menemukan bahwa orang yang tinggal di lingkungan dengan cahaya terang di malam hari memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami diabetes tipe 2.
Studi ini dilakukan oleh para ilmuwan yang menganalisis data dari lebih dari 10.000 orang di Jepang. Mereka menemukan bahwa orang yang tinggal di daerah dengan tingkat cahaya terang di malam hari yang tinggi memiliki risiko 36% lebih tinggi untuk mengembangkan diabetes tipe 2 dibandingkan dengan mereka yang tinggal di lingkungan dengan tingkat cahaya rendah.
Penelitian ini menunjukkan bahwa paparan cahaya terang di malam hari dapat mengganggu ritme alami tubuh, yang dikenal sebagai ritme sirkadian. Ritme sirkadian ini mengatur berbagai fungsi tubuh, termasuk produksi insulin dan pengaturan kadar gula darah. Ketika ritme ini terganggu oleh cahaya terang di malam hari, hal ini dapat menyebabkan resistensi insulin dan akhirnya diabetes tipe 2.
Para peneliti menyarankan agar orang-orang membatasi paparan cahaya terang di malam hari dengan cara mengurangi penggunaan perangkat elektronik seperti smartphone dan komputer sebelum tidur. Selain itu, mereka juga menyarankan untuk menggunakan tirai atau penutup jendela yang tebal untuk menghalangi cahaya dari luar ruangan.
Selain itu, para peneliti juga menekankan pentingnya tidur yang cukup dan berkualitas untuk menjaga ritme sirkadian tubuh tetap seimbang. Kurang tidur atau tidur yang tidak berkualitas juga dapat mengganggu ritme sirkadian dan meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2.
Dengan meningkatnya kesadaran akan dampak buruk cahaya terang di malam hari terhadap kesehatan, diharapkan masyarakat dapat mulai mengubah kebiasaan mereka untuk mengurangi risiko terkena diabetes dan masalah kesehatan lainnya. Semoga penelitian ini dapat menjadi pengingat bagi kita semua untuk lebih memperhatikan pola tidur dan paparan cahaya di malam hari demi menjaga kesehatan tubuh kita.